Bab III - Tempat tinggal atau domisili
17.
Setiap orang dianggap bertempat tinggal di tempat yang dijadikan pusat
kediamannya. Bila tidak ada tempat tinggal yang demikian, maka tempat kediaman
yang sesungguhnya dianggap sebagai tempat tinggalnya. (Rv. 6-7?, 99.)
18.
Perubahan tempat tinggal terjadi dengan pindah rumah secara nyata ke tempat
lain disertai niat untuk menempatkan pusat kediamannya di sana. (KUHPerd. 19,
53 dst.)
19.
Niat itu dibuktikan dengan menyampaikan pernyataan kepada kepala pemerintahan,
baik di tempat yang ditinggalkan, maupun di tempat tujuan pindah rumah
kediaman. (KUHP 515; S. 1919-573 jis. 1931-373, 423.) Bila tidak ada
pernyataan, maka bukti tentang adanya niat itu harus disimpulkan dari keadaan
sebenarnya.
20.
Mereka yang ditugaskan untuk menjalankan dinas umum, dianggap bertempat tinggal
di tempat mereka bertugas. (RO. 21; Rv. 99.)
21.
(s.d.u. dg. S. 1927-31 jis. 390, 421.) Seorang wanita yang telah kawin dan
tidak pisah meja dan ranjang, tidak mempunyai tempat tinggal lain daripada
tempat tinggal suaminya; anak-anak di bawah umur mengikuti tempat tinggal salah
satu dari kedua orang tua mereka yang melakukan kekuasaan orang tua atas
mereka, atau tempat tinggal wali mereka; orang-orang dewasa yang berada di
bawah pengampuan mengikuti tempat tinggal pengampu mereka. (KUHPerd. 106, 207,
211, 242, 298, 301, 383, 452.)
22.
(s.d.u. dg. S. 1926-335 jis. 458, 565 dan S. 1927-108.) Dengan tidak mengurangi
ketentuan dalam pasal yang lalu, buruh mempunyai tempat tinggal di rumah
majikan mereka bila mereka tinggal serumah dengannya. (KUHPerd. 17-2, 1061a
dst.)
23.
Yang dianggap sebagai rumah kematian seseorang yang meninggal dunia adalah
rumah tempat tinggalnya yang terakhir. (KUHPerd. 1023; Rv. 7, 99; Weesk. 47.)
24.
Dalam suatu akta dan terhadap suatu soal tertentu, kedua pihak atau salah satu
pihak bebas untuk memilih tempat tinggal yang lain daripada tempat tinggal yang
sebenarnya. Pemilihan itu dapat dilakukan secara mutlak, bahkan sampai meliputi
pelaksanaan keputusan hakim, atau dapat dibatasi sedemikian rupa sebagaimana
dikehendaki oleh kedua pihak atau salah satu pihak. Dalam hal ini surat-surat
juru sita, gugatan-gugatan atau tuntutan-tuntutan yang tercantum atau termaksud
dalam akta itu, boleh dilakukan di tempat tinggal yang dipilih dan di muka
hakim tempat tinggal itu. (KUHPerd. 1186, 1194, 1393, 1405, 1412; Rv. 8, 13,
85, 99, 106 dst., 411, 443, 461, 477, 504, 533, 550, 561, 594, 597, 601, 606,
655, 662, 666, 729, 816, 860 dst.)
25.
Bila hal sebaliknya tidak disepakati, masing-masing pihak boleh mengubah tempat
tinggal yang dipilih untuk dirinya, asalkan tempat tinggal yang baru tidak
lebih dari sepuluh pal jauhnya dari tempat tinggal yang lama dan perubahan itu
diberitahukan kepada pihak yang lain.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !